1. PERILAKU KONSUMEN
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan.Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk
dijual kembali (Jawa:
kulakan), maka dia disebut pengecer ataudistributor.
Ø Prilaku konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
denganpencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasademi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang
berharga jual
rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual
tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,
yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik,
misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskonuntuk menarik pembeli. Kedua, perilaku
konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya
dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi
saat lebaran, pembuat
keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi
ketiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social
marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap
konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih
cepat dan efektif.
2. Pendekatan perilaku konsumen
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :
a.Pendekatan Kardinal
atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan
satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang
dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah
tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi
tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan
kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan
akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen
dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila
dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai
barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total
(total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah
kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah
barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit
dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari
pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan
kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya
kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang
dikonsumsi secara terus menerus.
3. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan
kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya
pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal
harganya melonjak.
4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang
merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin
banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi
kebutuhan mereka..
5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya
daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing
barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak
dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur,
cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya
guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang
dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang
menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat
kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
1. Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan
kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat
barang dari segi kegunaannya.
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus
mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya
konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang
terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B
karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B
dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C
Persaman dan perbedaan:
Persamaan
Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan
konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan
pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya
(maximum utility)
Perbedaan
kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat
dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya
utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal
mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal).
Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva
kepuasan sama .
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur
seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan
barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga
terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan
sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini
sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia
peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga
seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum
permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika
permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi
biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika
peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan
keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat
menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa
produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum
membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan
konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar
sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
Besar kecilnya kepekaan
tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks
elastisitas.
4 konsep
elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
1.
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2.
Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang
(Ec)
3.
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat
kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau
dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah
barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai
dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun
Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda
elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka
disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat
kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak
(absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak
elastisitas (in elastic)
2.
Unitari (unity) dan
3.
Elastis (elastic)
Δ Q ΔP Δ Q P
Eh : atau Eh = X
Q P ΔP Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga
permintaan
Q adalah Jumlah barang yang
diminta
P adalah harga barang
tersebut
Δ adalah delta atau tanda
perubahan.
1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly
Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan
elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta
terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan
sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini
berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang
jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2. Kurva permintaan
yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling
rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap
perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol
(Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi
jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva
elastisitas harga tersebut,
Elastisitas harga permintaan
mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini
dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan
mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah
barang yang akan dijualnya.
1. Tersedia atau tidaknya
barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat
kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola
preferensi konsumen
4. Periode waktu yang
tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan
barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran
untuk mengimpor barang
1. terdapat banyak barang
subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak
kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
1. benda tersebut digunakan
dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan
terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut
tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat
dibutuhkan.
Permintaan konsumen terhadap suatu barang
tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi
konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba
mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang
tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang
akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas
silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X
dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang
tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu,
maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta
akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut
bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah
positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah
permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0
Substitusi
Δ Px Qx
Es = ——- x ——- < 0
Komplementer
Δ Py Qy
C. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan)
daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai
barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut
elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini
dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta
dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——– atau Em = ——–
x ——–
Q Y ΔY Q
Jika Em>1 (Elastis), maka
orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap
barang.
Jika pendapatan naik; jika Em
< 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang
lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah
kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka
tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang
normal atau superior.
4. Teori Perilaku Produsen
Ø Teori Produsen dan Fungsinya
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah
teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah
faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
Di dalam menganalisis teori
produksi, kita mengenal 2 hal:
produksi jangka pendek,
yaitu bila sebagian
faktorSeorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk
mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan:
1. berapa output yang harus
diproduksikan
2. berapa dan dalam kombinasi
bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
1. bahwa produsen atau
pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum
2. bahwa produsen atau
pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.
Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)
dimana Y = tingkat produksi (output) yang
dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai faktor produksi (input) yang
digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk
yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan,
tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara
produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan
kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang
spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi
linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi
kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi
Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi, fungsi
produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut :
Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah
sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari
setiap tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi
kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.
Ø Produksi Optimal
Konsep efisiensi dari
aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam
teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari
konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila
ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi
optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui
fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga
input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut.
Keuntungan (p) dapat ditulis : p = PY.Y -Px.X, di mana Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga factor produksi.
Persoalan least cost
combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya
terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih
dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input
yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang
menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka
penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.
· Macam-macam Biaya
1. Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang jumlah totalnya
tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya
tetap di pengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode
serta strategi manajemen. Contoh: pajak bumi dan bangunan, gaji kariyawan dan
asuransi.
2. Variable cost (biaya
variabel) adalah biaya yang
jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan.
Contoh: biaya bahan baku, biaya iklan dan komisi untuk seorang selesman sesuai
dengan levelnya.
3. Direct cost (biaya
langsung) adalah biaya yang
terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus
dibiayai. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan pengacara
4. Indirect cost (biaya tak
langsung) adalah biaya yang
terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya
dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
Contoh: biaya asuransi gedung yang dibayar oleh perusahaan dan biaya sewa
motor.
5. Operation cost (biaya
operasi) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mengoperasikan suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem.
Contoh: biaya gaji operator.
6. Maintenance cost (biaya
perawatan) adalah biaya yang
dikeluarkan untuk merawat sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan
peralatan dan fasilitas pabrik
7. First or Investment cost
(biaya investasi) adalah biaya
awal yang sebelum sebuah kegiatan operasional dilakukan. Contoh: biaya
investasi lahan, bahan dan mesin dalam operasional perusahaan.
8. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya
pertambahan atau pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan
produksi/operasi). Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai
akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena
suatu keputusan. Oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed.
Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk
penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
9. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan sebagai akibat kenaikkan satu output. Perbedaanya dengan
incremental cost adalah terletak pada aspek yang memberi perubahan pada total
cost. Jika pada incremental cost perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan
keputusan, pada marginal cost perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan
satu unit produk atau selanjutnya. Contoh: perusahaan harus menambah anggaran
biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan dari orderer yang
sebelumnya memesan.
10. Unit cost adalah biaya per unit produk. Secara
matematis unit cost didefinisikan sebagai nilai dari hasil pembagian antara
total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk (barang atau jasa) yang
dihasilkan. Contoh, perusahaan dapat mengetahui informasi mengenai harga biaya
per unit piece dari produk yang diproduksi melalui perhitungan unit cost.
11. Total cost (biaya total) adalah keseluruhan biaya produksi yang
digunakan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap
maupun variabel. Contoh: perusahaan melakukan pengkalkulasian total biaya
produksi yang dikeluarkan.
12. Recurring cost (biaya
terulang) adalah biaya yang
besarnya sama yang harus dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas
yang menghasilkan produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output,
biaya yang ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya.
Contoh, apakah mesin photo copy digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar
uang sewa mesin photo copy sebesar Rp. 1 juta perbulannya.
13. Unrecurring cost ( biaya
tak berulang) adalah biaya yang
hanya muncul satu kali. Artinya, tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah
biaya ini dikeluarkan. Contoh, biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah.
14. Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur
keluar, dan tidak relevan lagi untuk memperhitungkan biaya maupun imbalan yang
didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah segala sesuatu yang dianggap
sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi pengeluaran yang ada,
pengeluaran tersebut akan tetap ada (keluar). Contoh, saya tertarik untuk
membeli motor sport seharga Rp.200 juta. Saya membayar uang tanda atau down
payment sebesar 2 juta kepada si penjual. Suatu ketika, saya tertarik untuk
membeli motor low rider. Saya harus membayar lunas sebesar Rp.56 juta untuk
bisa mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari kedua opsi tersebut, apakah saya
membeli motor sport atau membeli motor low rider, itu tidak akan berpengaruh
kepada uang tanda sebesar Rp.2 juta tadi.
15. Past cost memiliki makna sama dengan Sunk cost
dimana nilainya tidak dapat dihindari dan tidak dapat diubah melalui keputusan
apapun, tidak peduli akan tidakan apapun yang diambil.
·
Pengertian
Penerimaan
Kita ketahui bahwa proses
produksi yang dilakukan oleh seorang produsen akan menghasilkan sejumlah
barang, atau produk. Produk inilah yang merupakan jumlah barang yang akan
dijual dan hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi seorang produsen. Jadi
pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan atas
penjualan produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi penerimaan diistilahkan
revenue.
Anda bisa melihat sekitar
lingkungan tempat tinggal Anda, seperti seseorang menjajakan goreng pisang atau
lainnya, maka akan diterima sejumlah uang dari penjualan goreng pisang tersebut
dan ini merupakan penerimaan bagi orang tersebut. “Sudah pahamkah Anda dengan
contoh penerimaan?.
Dari contoh di atas misalkan
penjual pisang goreng tersebut memperoleh uang 20.000,- dan harga pisang goreng
perbuah Rp. 200,00 maka jumlah pisang goreng yang dijual sebanyak 100 pisang
goreng. Oleh sebab itu jumlah penerimaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu
jumlah produk (barang yang dihasilkan) dan harga produk tersebut. Jadi semakin
banyak jumlah barang yang dijual semakin besar jumlah penerimaan.
1.
Penerimaan total (TR = Total Revenue)
Penerimaan
total adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil penjualan sejumlah
produk (barang yang dihasilkan).
2.
Penerimaan rata-rata (AR = Average Revenue)
Penerimaan
rata-rata adalah penerimaan per unit produk yang terjual. Untuk menghitung
penerimaan rata-rata dapat dilakukan dengan cara membagi penerimaan total
dengan jumlah produk (barang) yang terjual. Jika dirumuskan sebagai berikut :
3.
Penerimaan Marginal (MR = Marginal Revenue)
Penerimaan
Marginal Revenue adalah penerimaan tambahan dari adanya tambahan per unit
produk yang terjual. Cara menghitung penerimaan marginal dengan membagi
tambahan penerimaan total dengan tambahan jumlah produk yang terjual.
Pendekatan
Total
Laba
Total (p) adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC).
Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC.
Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian,
sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas.
Dalam
menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut:
a)
Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan
maksimum dengan ongkos minimum.
b)
Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.
Pendekatan
Marginal
Perusahaan
memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya
marginal (MC).Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit
perubahan output. Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total
per unit output atau penjualan.Hasil Penjualan Marjinal,satu konsep (istilah)
mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis
penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil
penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari perkataan
Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari
menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannya.
Pendekatan
Rata-rata
Hasil
Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil
penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah
Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan